Dengan kehidupan, kadang-kadang merasa iri,jealous,atau
apapun namanya itu karna saya bukanlah kamus yang punya percadangan banyak kata.
Merasa diri useless, merasa better to be someone else, merasa
kehidupan orang lain lebih bagus nasibnya, merasa ada yang salah dengan
keberadaan diri, merasa.. merasa.. daann..berbagai ‘rasanya…’ yang terlalu banyak dirasa…
Pernah? Ahh.. pasti pernah, sama seperti
sekarang. Berulang kali layaknya roller coaster yang naik turun, turun saat
kepercayaan diri hilang entah kemana, turun saat orang lain lebih lebih lebih
lebih hebat, turun saat sepertinya semua motivator-motivator di dunia ini
hilang seketika, turun saat coretan mimpi hanyalah tetap sebagai coretan, turun
saat semua kata-kata atau nasihat-nasihat bijak tak pernah diketahui
sebelumnya, turun saat air mata menetes tanpa ada alasan, turun saat….... turun.
Dan larinya pun tetap sama, ke arah yang sama, mengadu
cerita, lalu bertanya-tanya tanpa perlu merengek, hanya bertanya. Pelan. Diam.
lalu terpekur, merenung.
‘Saya sedang naik roller coaster kah, Tuhan?’
karena mengira senang itu dengan praduga sedangkan menyatakan kesedihan dengan sebenarnya....
BalasHapusmenduga orang lain lebih senang sedangkan kita hanya penuh kesedihan.... *lebay dot com*
tapi tidak dapat dipungkiri saat-saat seperti itu suka mampir, dan memaksa kita untuk berusaha tidak welcome bahkan cenderung menghindarinya, kenapa? karena kita tahu bahwa hal itu akan merugikan diri kita....
*heuheuheu... punten, www.ngocoblak teu paruguh.com*