Selasa, 03 Oktober 2017

Great-full

Malam itu, lagi merasa diri kurang atas 'apa-apa' yang belum tercapai. Mengeluh sesaat atas keadaan diri, bertanya-tanya apa mungkin ada yang kurang dengan apa yang saya punya?

lalu untuk menghilangkan perdebatan di kepala, buka tumblr dan ga sengaja ngeliat video ini.

 

Dari video itu (dan video-video lainnya--check his youtube) ngeliat bagaimana anak-anak spesial itu berinteraksi, dan ternyata banyak hal-hal simpel yang bikin mereka bahagia, bersyukur dan bangga terhadap diri mereka sendiri bikin saya senyum dan nangis di saat bersamaan. Bikin kayak disetrum. 
Gila, kehidupan sehat macam gue ini, gue masih ngeluh juga, dan masih ngerasa unlucky juga, ah terlalu!

Semacam langsung dikasih liat dan jawaban sama Allah :( dan malem itu, langsung mewek abis-abisan. Saya yang kufur nikmat ini, saking baiknya Allah, langsung ngasih tau bahwa dunia ini terlalu sempit untuk dijadikan bermuram durja. Terlalu sempit untuk ga menjadi bermanfaat buat orang lain. Astagfirullah. Maaf ya Allah. Terlalu sibuk ngitungin kelemahan tapi lupa sama apa yang perlu disyukurin.

Lesson #1 There’s always something to be thankful for.


Here is a rule to remember when anything tempts you to feel bitter: not, “This is a misfortune,” but “To bear this worthily is good fortune.”
– Marcus Aurelius