Malam itu, lagi merasa diri kurang atas 'apa-apa' yang belum tercapai. Mengeluh sesaat atas keadaan diri, bertanya-tanya apa mungkin ada yang kurang dengan apa yang saya punya?
lalu untuk menghilangkan perdebatan di kepala, buka tumblr dan ga sengaja ngeliat video ini.
Dari video itu
(dan video-video lainnya--check his youtube) ngeliat bagaimana anak-anak spesial itu berinteraksi, dan
ternyata banyak hal-hal simpel yang bikin mereka bahagia, bersyukur dan bangga terhadap diri mereka sendiri bikin saya senyum dan nangis di
saat bersamaan. Bikin kayak disetrum.
Gila, kehidupan sehat macam gue ini, gue
masih ngeluh juga, dan masih ngerasa unlucky juga, ah terlalu!
Semacam
langsung dikasih liat dan jawaban sama Allah :( dan malem itu, langsung mewek abis-abisan.
Saya yang kufur nikmat ini,
saking baiknya Allah, langsung ngasih tau bahwa dunia ini terlalu sempit untuk
dijadikan bermuram durja. Terlalu sempit untuk ga menjadi bermanfaat buat orang
lain. Astagfirullah. Maaf ya Allah. Terlalu sibuk ngitungin kelemahan tapi lupa
sama apa yang perlu disyukurin.
Lesson #1 There’s always something to be thankful for.
Here is a rule to remember when anything tempts you to feel bitter:
not, “This is a misfortune,” but “To bear this worthily is good
fortune.”
– Marcus Aurelius
– Marcus Aurelius