Rabu, 26 Maret 2014

Kapan ?

Setelah usia-usia melewati tahap skripsi-wisuda dan mendapatkan kerjaan maka dihadapkan dengan pertanyaan yang lebih serem dari ‘kapan lulus’. Yeah, apalagi kalo bukan ‘kapan nikah’.
Heem, yak. Itu dia. Ternyata pertanyaan ‘kapan nikah’ lebih serem ketimbang ‘kapan lulus’.

NIKAH. Ni tema lagi trending topic banget di usia rentan-rentan begini.
Selalu ada momen dimana seneng banget denger berita kabar bahagia dari temen, tapi miris pas ngeliat diri sendiri. Oh well.

Jadi abis ngeliat orang posting undangan nikah, posting foto pernikahannya. Kita selalu merasa ikut senang daaann ....
bertanya-tanya.
Kapan ya giliran kita? :”)
#eeaaa

Di grup whatsapp lah, di facebook lah, serangan undangan2 pernikahan bertubi-tubi. Belum lagi desas-desus yang beredar alias lagi persiapan dan kita udah keburu tau duluan. Belum juga serangan udara dari foto-foto postingan temen2 yang udah nikah, atau lagi hamil, atau baru melahirkan, atau anaknya yang masih baby, atau anaknya yang sudah bisa jalan, atau hamil anak kedua atau, ah sudahlah..
Mau yang belum punya pasangan atau yang sudah, sama aja galau. khawatirnya sama. Tapi dalam kadarnya masing-masing. Yang udah punya, galau, ‘bener ga dia jodohku?’ , yang belum punya apalagi, ‘mana jodohku?’.

  Just saying, keputusan menikah artinya keputusan sisa hidupmu. karna pasangan yang dipilih bukan buat sehari atau dua hari barengan, tapi sisa hidupmu.
Terus gimana?

Ya memang mau begimana, bilang sama Sang Pembolak-balik Hati. Sounds cliche. But that’s the fact.
Lagipula bukan saya yang bilang, tapi kitab suci.

..Mohonlah pertongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat..” (QS 2 : 153)

Jelas sekali perintahnya. Jadi yang pertama, kalau minta itu harus sabar.
s.a.b.a.r

sabar

Sabaaaaaar
Saaaaaabar
sabar ~
 

Apakah sabar itu berbatas waktu?
Hemm, silakan jawab sendiri.
#KalauBisaCepatKenapaHarusDiperlamaYaAllah *uhuk

Dan yang kedua, sholat. Oke, sholat.
Sholat wajib? Sholat sunnah? Yaaa paket komplit pasti lebih mantep.

dan selagi meminta, sambil berbuat juga.

Berbuat memantaskan diri untuk masa depan yang lebih baik. Memantaskan diri untuk jadi ibu/ayah yang baik. Karna kebanyakan orang meminta sesuatu yang belum tentu mereka siap untuk menjalaninya.
Padahal kaca ada dimana-mana. #yaelah
Jadi ya, sibukin diri untuk memperbaiki diri.
Emang udah pantes? Emang udah siap? Jawab di hati masing-masing deh. Cuma diri sendiri yang bener-bener tau apa jawabannya.
Karna Tuhan itu selalu ngasih pas kita udah siap, bukan pas kepengen.

Tulisan ini sebenernya bukan buat penggalau-an massal sih, sekedar pengejewantahan pemikiran aja apalagi pas lagi rame-ramenya di grup. Antara ketawa bahagia dan ketawa miris. Hasilnya cuma senyum meringis.

Jadi daripada menatap nanar postingan pernikahan, lebih baik menatap nanas. Loh? Ya gak lah.. makanya jangan keseriusan baca, seriusin aja berbuat :)


“Most people don’t grow because they invest too much time in investigating what others do and less time to mind their own manner.” –dari dia yang lupa namanya disadur