Rabu, 30 Juni 2010

Buku-buku Keren (In my opinion)

1. Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor
 


 karangan satu orang, Andrea Hirata. bukunya udah best seller, udah dijadiin film juga. Pertama baca buku Laskar Pelangi, buku yang pertama bikin nangis.. hhuhu.. terharu tiada terkira *lebay mode on* tapi emang bagus ceritanya. Sang Pemimpi juga.. padahal pas baca buku itu lagi gamang mau ke ipb ato ga ya, eh taunya ada kata-kata ipb di buku itu plus yang bikin sedih disini pas ikal turun prestasinya dan bapanya yang jauh-jauh datang hanya pake sepeda dengan baju safarinya hanya bisa duduk di kursi belakang.
  

Kalo Edensor, dari buku ini jadi pengen ke Paris. Jadi pengen sekolah keluar negri juga. Padahal tuh pas dulu, sempet heran, emang ada apa dengan Paris, cuma menara yang dibuat dari besi doang ko dihebohin, tapi gatau kenapa pas baca buku ini jadi pengen ke Paris, jadi pengen jalan-jalan keliling Eropa. dan yang bikin saya kagum adalah pejalanan yang tidak sengaja yang membawanya ke tempat yang selalu dia pikirkan: Edensor! bener deh emang, Tuhan memeluk mimpi-mimpi kita..








2. Perahu Kertas
 Yang baru dibaca banget adalah Perahu Kertas karangan Dee Lestari, sebenarnya simpel sih tetang cinta tapi dikemas dengan baik. Buku ini bikin ketawa, sedih, dan yang pasti gregetan. Cinta antara dua makhluk yang berkepribadian bertolak belakang (rapih dan awut-awutan). Cinta antara dua makhluk yang memiliki mimpi-mimpi yang berbenturan dengan realita, antara memperjuangkan idealisme dengan menjalani kenyataan. Seru bukunya. Cerita tentang persahabatan, mimpi dan cinta. dan satu lagi yang penting: radar neptunus. Hihihi... keren, maka dari radar neptunuslah tercipta inti dari semua ini dengan judul Perahu Kertas.


3. Negeri Van Oranje

Betapa bertemu dengan orang Indonesia di negeri orang adalah suatu anugrah, ketemu saudara setanah air. Inilah yang terjadi pada lima mahasiswa di Belanda pada saat musim dingin di stasiun dengan rokoklah penyatunya. Namun dari situlah kisah dimulai. Pembaca dibawa ke acara-acara besar Belanda, menikmati indahnya negeri kompeni, kita juga dibawa ke arah persahabatan yang terjalin antar mahasiswa. Kebiasaan hidup di Belanda juga dijabarin, dan bonus tips dan trik buat hidup di Belanda. Kocak ceritanya, mulai seru pas di tengah-tengah buku. Apalagi ada kejadian yang tidak terduga, terus dibawa jalan-jalan ala backpacker ke beberapa negara di Eropa. Seru deh pokonya. Tak terelakkan, kisah cinta pun terjalin antara para sahabat ini.


4. Negeri Lima Menara

Kisah dari kehidupan santri di pesantren Gontor. kisahnya unik dan seru. Memang tema persahabatan, cinta, mimpi gak akan pernah ada habisnya untuk dibahas dan dijadiin bahan untuk diceritain di novel. Sama, novel yang diangkat dari kisah nyata ini pun bercerita tentang persahabatan di Madrasah, denyut-denyut nadi kehidupan pesantren pun dikisahkan dengan ringan dan mudah dicerna. Jadi dibuat iri dengan kebolehan mereka dalam berbicara (berpidato) dalam bahasa inggris, arab dan indonesia. Tema pesantren yang sering dianggap tema yang berat ditepis oleh hadirnya buku ini. Buku ini juga seolah memberitahu banyak kok yang sukses dari Pesantren, mengingat banyak anggapan bahwa pesantren hanya pilihan kesekian. Cerita kehidupan pesantren ini disusun apik menjadi kisah seru yang ringan dan bayak juga pesan-pesan moral yang disampaikan. 


5. Hafalan Shalat Delisha


Lugu, polos, menggemaskan itu Delisha namanya. Bocah berusia 7 tahun, putri asli Aceh yang belajar hafalan shalat, yang awalnya karena akan dijanjikan diberi kalung oleh ibunya. Namun ketika hari final, hari Delisha di tes hafalan bacaan shalat oleh gurunya, kejadian yang membuat dunia berduka pun terjadi; Tsunami Aceh. Tak ayal, Delisha pun menjadi korban, juga keluarganya dan orang-orang yang dikenalnya.
Tak akan dijadikan judul "Hafalan Shalat Delisha" kalau Delishat jadi korban meninggal tsunami, ya.... dia ditakdirkan selamat, meski tidak semua raganya. Maka cerita yang menguras air mata pembaca pun dimulai, kesedihan, terharu, keajaiban, semua bercampur. Ketegaran Delisha dalam menjalani hidupnya yang telah diporak-porandakan oleh tsunami membuat saya merasa tersentil dan berpikir sederhana tentang hidup. Bahkan dalam segala keterbatasannya, Delisha tetap saja menikmati hidup. Kita dibawa untuk belajar ikhlas, dan mengingat Allah dalam kondisi apapun. 
Buku ini jelas sangat direkomendasikan untuk dibaca. dua teman saya yang sudah membaca sebelum saya pun menangis, awalnya mereka sempet dicengin, baca buku doang, nangisnya ampe mata merah begitu, ampir bengkak. Dan begitu saya baca, saya tau alasannya.