Rabu, 22 Desember 2010

Happy Mother's day!

Beberapa hari sblm Hari Ibu, saya inget banget, waktu kecil (entah SD kelas berapa), pas dikasih tau sama mamah tanggal 22 Desember itu Hari Ibu, jujur saya bingung, kenapa harus ada satu hari saja untuk ibu? maksudnya apa? terus kenapa? buat apa? dan banyak kebingungan saya dalam menanggapi kenapa ada Hari Ibu. saya gak terlalu ingat apa jawaban dari Ibu saya waktu itu, kalo ga salah sih, pada intinya Hari Ibu merupakan salah satu bentuk apresiasi atas jasa-jasa ibu. 
refleks saya tanya, "kalau Hari Ayah kapan?" saya yang notabene waktu itu  masih bocah hanya berpikiran simpel, 'jika ada Hari Ibu, berarti ada Hari Ayah ? karna Ibu dan Ayah itu kan sepasang'
Ibu saya ditanya begitu malah ketawa.. beliau bilang, "hari ayah mah setiap harii..!!" sambil bercanda.
melihat muka saya yang bingung, beliau menjelaskan, "soalnya, kalo ayah kan setiap hari pergi kerja ke kantor,sedangkan ibu masak tiap hari melayani keluarga, ngurus anak, ngurus rumah SETIAP HARI, beda sama ayah yang tiap hari dilayani apalagi kalo kerja itu ada liburnya di tiap akhir minggu. beda sama pekerjaan ibu yang ga ada liburnya."
saya terdiam, memikirkan apa yang dikatakan ibu saya. awalnya kirain ibu saya cuma bercanda ngasi tau ada Hari Ibu (tetep belum ngeh esensinya) , lama-lama mencoba untuk berdamai dengan pikiran sendiri, saya berpikir; mmm... mungkin iya yahh.. Ibu itu lebih repot dari ayah...*pikiran simpel sang bocah

akhirnya beberapa saat setelah kejadian tersebut, saya pun berniat untuk mengucapkan selamat, (ceritanya mah, ngasih hadiah) sayang, saya lupa hadiahnya apa, tapi kalo ga salah ada kartu ucapan yg saya buat dengan tulisan tangan dihias-hias (alay pastinya kalo sekarang ada) dan saya kekeuh nyimpen kartu ucapan itu di atas lemari,padahal susah payah untuk mencapai atasnya.cuma buat supaya nyuruh mamah ambil sendiri kartunya.
setelah rangkaian acara selesai, ibu saya sudah membaca kartu ucapannya, beliau mengucapkan terimakasih dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. rasanya senang sekaliiii bisa memberikan hadiah sekecil itu namun dapat membuat wajah ibu saya berseri-seri padahal kado yang saya berikan sangat-sangatlah sederhana. 

Dari situ saya belajar, bahwa sebenarnya kebahagian seorang ibu itu dapat berasal dari sikap anak-anaknya bahkan untuk hal yang sederhana sekalipun. Dan, saya pun tetep setuju dengan pikiran saya waktu kecil, bahwa kenapa hari ibu harus terpaku satu hari saja..? (hha..)
 
alangkah baiknya jika kesempatan untuk berbuat baik dan mengingat jasa ibu tidak hanya terpaku pada satu hari dalam setaun : 22 Desember


anyway.. buat mamah yang nun jauh di sana, selamat hari ibuu... hari ini dan seterusnyaaa.... :-) :-)

Jumat, 19 November 2010

Bersyukurlah

"I was angered for I had no shoes,
then I met a man who had no feet.."


melihat ke sekitar kita, nyatanya perlu dilakukan..
merasa kurang atas apa yang kita punya, padahal di luar sana banyak yang lebih kurang beruntung dari kita..
akankah mengeluh ketika tidak punya sepatu, padahal orang sebelah tidak punya kaki?

Kamis, 07 Oktober 2010

kemiskinan

kemiskinan adalah pendidik terbaik..

keadaan apakah yang lebih mendidikan penghematan,
memaksakaan kreativitas,
meramahkan pendekatan,
mengkhusukkan doa, 
menyuguhkan upaya,
dan yang mendalamkan kesyukuran..

kemiskinan yang disyukuri sebagai pelajaran,
diikhlaskan sebagai pensahaja diri
dan digunakan sebagai pengutuh kesungguhan kerja


akan menjadikan kita pribadi yang anggun dalam kekayaan..
aamiin..


*mario teguh




"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS 2:216)

Kamis, 26 Agustus 2010

Aktif Depan ‘Panggung’

Sebut saja dia, orangnya aktif berorganisasi, emang tipikal orang yang gak bisa kalo gak sibuk. Jadi merasa harus do something, malah terkadang bagian kerja orang lain juga ikut terlibat saking aktifnya (ato saking pengen eksisnya?), yaa intinya aktif lah..
kalo sekilas doang kenal ma dia, mungkin kita bakal respek ma dia. Orangnya pinter ngomong, pilihan katanya yang baik dan cukup murah senyum. Tapi lama-kelamaan, teman-teman saya yang lain mulai gak suka dengan tingkahnya, perilakunya terkesan over, terkesan dibuat-buat, hanya untuk carmuk (red.cari muka. Emang mukanya taro dimana ampe harus dicari-cari? Hhe.. *garing). Back to the topic, yahh intinya gitu, lama-kelamaan kenal, ohh ternyata kayak gini orangnya.. terlalu mendominasi, baik itu pada saat rapat, presentasi atau apapunlah pokoknya sesuatu hal yang berhubungan dengan tampil dimuka umum, yang berhubungan dengan orang-orang penting, pasti disambut dengan sigap mengangkat tangan, atau menawarkan diri untuk menjadi sukarelawan. Makanya kalau yang berhubungan dengan ngomong di depan kelas dan dia hanya diam saja, temen-temen yang lain ngecengin… ‘tumben ga ngomong’. Hhohoho…
Sebenarnya ga salah juga kalo pengen maju ke depan, tapi kalo giliran kerja di belakang ‘panggung’ dia suka gak ada dan gak sesibuk apa yang kita liat di depan. Nahh… bahayanya disini.. kalau udah kayak gini kan, ga baik untuk kesehatan kerja kelompok.. gimana nasibnya, orang yang bakatnya lebih aktif tekun kerja dan giliran presentasi dia pasif, lucky for him, si aktif depan panggung meski dia rada gabut untuk urusan kerja di belakang ditambah dengan kemampuannya berbicara meyakinkan depan umum. Sekilas mungkin, orang-orang melihatnya seperti dia yang kerja sendirian. Karena terkadang orang-orang hanya melihat apa yang tampak dari depan. Sama kayak kita ngeliat sebuah konser, kita mungkin lebih terfokus pada penyanyinya, tapi pernahkan terpikir siapa orang yang membuat konsepan konser itu, dan siapa yang ngedekor panggung semegah dan sekeren itu? Mungkin hanya sedikit yang memikirkannya.
Balik lagi ke orang itu, Satu sisi sebenarnya dia punya potensi yang bagus (cara ngomongnya yang terkadang berbobot dan dirangkai dengan baik sehingga enak didengar,aktif, dll), tapi sisi lain yang gak bagusnya adalah kesan ‘over’ dari si orang tersebut dan bikin orang lain jadi ngomongin dia, termasuk saya. (ampuni dosa saya Ya Allah…)
Saya jadi miris sendiri, sisi potensinya yang bagus yang bisa membuatnya maju, yang sebenarnya gak semua perilaku dia salah, hanya karena kami (orang-orang sekitarnya) menangkap aura atau kesan ‘over’, carmuk darinya, dia harus jadi pembicaraan.
Sebenarnya kadang-kadang gondok juga ma tipikal orang yang aktif depan ‘panggung’.. kita yang kerja dibelakang layar, tapi dia dengan pedenya dan rangkaian kata-katanya yang bagus seolah hanya dia yang mengerjakan semuanya.
Intinya apa yah dari tulisan ini? Yaaa….. yang pasti, kalo mau aktif, jangan Cuma depang panggung doang, jangan sambilan carmuk juga karena sebenarnya setiap orang (penonton) bisa ngerasain mana yang tulus mana yang gak, kalo aktif.. yaa.. bagusnya aktif di belakang dan depan layar..
Buat si aktif depan panggung, mungkin anda harus memberikan kesempatan orang lain untuk maju menunjukkan kapasitasnya, tapi kalo giliran si pasif maju jangan diserobot juga.. beri kesempatan dia pelan-pelan, dia butuh adaptasi yang biasanya di belakang layar dan harus mucul depan panggung. Mungkin si aktif rada greget ma si pasif yang keliatan canggung depan layar karena gak kebiasa. Sekali lagi.. slowdown.. kuasai keinginan mendominasimu.
Dan buat si pasif, sering-seringlah maju ke depan, buat adaptasi juga. Dan diperlukan ketegasan bahwa “ini adalah giliran saya” karena terkadang si aktif yang biasa ngomong di depan latah untuk ikutan ngomong juga, bisa-bisa balik lagi dominasi dipegang si aktif depan panggung.

Rabu, 30 Juni 2010

Buku-buku Keren (In my opinion)

1. Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor
 


 karangan satu orang, Andrea Hirata. bukunya udah best seller, udah dijadiin film juga. Pertama baca buku Laskar Pelangi, buku yang pertama bikin nangis.. hhuhu.. terharu tiada terkira *lebay mode on* tapi emang bagus ceritanya. Sang Pemimpi juga.. padahal pas baca buku itu lagi gamang mau ke ipb ato ga ya, eh taunya ada kata-kata ipb di buku itu plus yang bikin sedih disini pas ikal turun prestasinya dan bapanya yang jauh-jauh datang hanya pake sepeda dengan baju safarinya hanya bisa duduk di kursi belakang.
  

Kalo Edensor, dari buku ini jadi pengen ke Paris. Jadi pengen sekolah keluar negri juga. Padahal tuh pas dulu, sempet heran, emang ada apa dengan Paris, cuma menara yang dibuat dari besi doang ko dihebohin, tapi gatau kenapa pas baca buku ini jadi pengen ke Paris, jadi pengen jalan-jalan keliling Eropa. dan yang bikin saya kagum adalah pejalanan yang tidak sengaja yang membawanya ke tempat yang selalu dia pikirkan: Edensor! bener deh emang, Tuhan memeluk mimpi-mimpi kita..








2. Perahu Kertas
 Yang baru dibaca banget adalah Perahu Kertas karangan Dee Lestari, sebenarnya simpel sih tetang cinta tapi dikemas dengan baik. Buku ini bikin ketawa, sedih, dan yang pasti gregetan. Cinta antara dua makhluk yang berkepribadian bertolak belakang (rapih dan awut-awutan). Cinta antara dua makhluk yang memiliki mimpi-mimpi yang berbenturan dengan realita, antara memperjuangkan idealisme dengan menjalani kenyataan. Seru bukunya. Cerita tentang persahabatan, mimpi dan cinta. dan satu lagi yang penting: radar neptunus. Hihihi... keren, maka dari radar neptunuslah tercipta inti dari semua ini dengan judul Perahu Kertas.


3. Negeri Van Oranje

Betapa bertemu dengan orang Indonesia di negeri orang adalah suatu anugrah, ketemu saudara setanah air. Inilah yang terjadi pada lima mahasiswa di Belanda pada saat musim dingin di stasiun dengan rokoklah penyatunya. Namun dari situlah kisah dimulai. Pembaca dibawa ke acara-acara besar Belanda, menikmati indahnya negeri kompeni, kita juga dibawa ke arah persahabatan yang terjalin antar mahasiswa. Kebiasaan hidup di Belanda juga dijabarin, dan bonus tips dan trik buat hidup di Belanda. Kocak ceritanya, mulai seru pas di tengah-tengah buku. Apalagi ada kejadian yang tidak terduga, terus dibawa jalan-jalan ala backpacker ke beberapa negara di Eropa. Seru deh pokonya. Tak terelakkan, kisah cinta pun terjalin antara para sahabat ini.


4. Negeri Lima Menara

Kisah dari kehidupan santri di pesantren Gontor. kisahnya unik dan seru. Memang tema persahabatan, cinta, mimpi gak akan pernah ada habisnya untuk dibahas dan dijadiin bahan untuk diceritain di novel. Sama, novel yang diangkat dari kisah nyata ini pun bercerita tentang persahabatan di Madrasah, denyut-denyut nadi kehidupan pesantren pun dikisahkan dengan ringan dan mudah dicerna. Jadi dibuat iri dengan kebolehan mereka dalam berbicara (berpidato) dalam bahasa inggris, arab dan indonesia. Tema pesantren yang sering dianggap tema yang berat ditepis oleh hadirnya buku ini. Buku ini juga seolah memberitahu banyak kok yang sukses dari Pesantren, mengingat banyak anggapan bahwa pesantren hanya pilihan kesekian. Cerita kehidupan pesantren ini disusun apik menjadi kisah seru yang ringan dan bayak juga pesan-pesan moral yang disampaikan. 


5. Hafalan Shalat Delisha


Lugu, polos, menggemaskan itu Delisha namanya. Bocah berusia 7 tahun, putri asli Aceh yang belajar hafalan shalat, yang awalnya karena akan dijanjikan diberi kalung oleh ibunya. Namun ketika hari final, hari Delisha di tes hafalan bacaan shalat oleh gurunya, kejadian yang membuat dunia berduka pun terjadi; Tsunami Aceh. Tak ayal, Delisha pun menjadi korban, juga keluarganya dan orang-orang yang dikenalnya.
Tak akan dijadikan judul "Hafalan Shalat Delisha" kalau Delishat jadi korban meninggal tsunami, ya.... dia ditakdirkan selamat, meski tidak semua raganya. Maka cerita yang menguras air mata pembaca pun dimulai, kesedihan, terharu, keajaiban, semua bercampur. Ketegaran Delisha dalam menjalani hidupnya yang telah diporak-porandakan oleh tsunami membuat saya merasa tersentil dan berpikir sederhana tentang hidup. Bahkan dalam segala keterbatasannya, Delisha tetap saja menikmati hidup. Kita dibawa untuk belajar ikhlas, dan mengingat Allah dalam kondisi apapun. 
Buku ini jelas sangat direkomendasikan untuk dibaca. dua teman saya yang sudah membaca sebelum saya pun menangis, awalnya mereka sempet dicengin, baca buku doang, nangisnya ampe mata merah begitu, ampir bengkak. Dan begitu saya baca, saya tau alasannya.

Jumat, 02 April 2010

MERANTAULAH..!!

Baca buku negeri 5 menara keren banget.. dan yang pasti mengingatkan saya akan masa lalu... hhuhu.. maklum, sempet juga di ponpes pas smp di Garut selama 3 tahun.
Pada awal cerita ada kata mutiara dari Imam Syafii yang menggugah dan membuat saya berpikir bahwa merantau itu wajib.. hhe,dan makin menguatkan niat saya pengen belajar ke luar negeri (doain yaa :) wajar kalo Rosul bilang 'tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina'.. (satu yang masih penasaran, kenapa harus negeri Cina? adakah arti tersembunyi?)
Yang pasti, intinya merantau itu ga akan rugi... ini dia kata mutiaranya;



"Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman

Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang

Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan

Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang

Singa jika tak ditinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandangnya

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
jika di dalam hutan"


Imam Syafii


Jumat, 19 Februari 2010

kehidupan nyata yang sinetron

kejadiannya pas lagi mati lampu di rumah. iseng-iseng bibi yang baru direkrut kerja di rumah hampir seminggu cerita*btw, dy takut ma kegelapan,makanya tetep stay di ruang tv* ceritanya sih bermula dari bibi nikah pas umurnya belum nyampe 15 tahun, trus cerita tentang majikannya yang sebelumnya ngelarang dia untuk ga sholat. padahal katanya, dari dulu dia sering kerja ma non islam tapi majikannya tetep ngebolehin dia sholat, malah pas bulan ramadhan dia suka dibangunin buat saur (pada intinya sih, emang tergantung orangnya)
Pas bibi masih kerja di majikan yang ngelarang sholat, dia cuma bisa sholat pas isya doank, itu juga sekitar jam 9 an, nunggu semuanya tidur. shalat subuh juga ternyata ga bisa, karena majikannya udah bangun. Pernah bibi shalat(yang otomatis pake mukena), tanpa sengaja, anak majikannya ngeliat, trus anak itu teriak, pocong.. disangkanya dia ngeliat pocong yang padahal notabene bibi lagi shalat. Ujungnya ketebak;kena marah.
akhrinya cerita mulai merembet beralih ke anaknya yang sulung kelas 5 SD, yang gak pernah lupa ngingetin bibi untuk shalat, yang ngajarin bibi ngaji, yang selalu ngajak bapanya salat taraweh ke mesjid, dan cerita suaminya yang ga pernah salat maupun saum dan suka mabuk padahal anaknya selalu ngebangunin bapanya pas saur, yang selalu ngingetin bapanya buat saum tapi selalu ga digubris padahal bibi sendiri yang notabene istrinya ga berani buat nyuruh ataupun ngajak suaminya shalat atau saum karna takut dibentak. tapi anaknya ga kapok-kapok ngajak bapanya.
"aduh...eta budak teh, da teu kapok-kapok ngajak bapana teh.. sangkilang geus dicarekan teh... nepikeun nu diajakna oge bosenen" cerita bibi yang artinya kurang lebih 'aduh.. tu anak ga kapok-kapok ngajak bapanya, padahal udah dimarahin juga, sampe-sampe yang diajaknya bosen'
mungkin saking bosennya diajakin anaknya, "Pa, hayu urang salat, engke mun teu salat bisi disiksa ku Allah..(Pa, ayo kita salat, kalo ga salat nanti disiksa sama Allah)" bapanya malah ngomong "yaa.. teu nanaon lah.. bapa mah disiksa weh.. (yaa... gapapa lah... bapa disiksa aja)"
malah sampe anaknya ngomong, "kunaonnya mah, bapa teh sok mukulan mamah? diajak shalat oge alim, padahal abi mah ngan hoyong ka mesjid sareng bapak, hoyong salat bareng-bareng" [kenapa ya mah, bapa suka mukulin mamah? diajak salat juga ga mau, padahal saya cuma pengen ke mesjid bareng bapak, pengen salat bareng-bareng] hhuu... miris...

bahkan bibi cerita, anaknya ini saking getolnya ke mesjid, pas kebetulan nginep dirumah neneknya yang jauh dari mesjid, jalanan juga sepi plus rada gelap, rumah penduduk juga masih jarang (maklum kampung) tapi tetep aja kekeuh, dijabanin ke mesjid.
"mu ujan, jalan becek, jalanan jauh, mati lampu, emh.. tetep aja bakal pergi ke mesjid" cerita bibi. salat taraweh di mesjid dan saum ga pernah bolong. (subhanallah... anak kelas lima SD nih...)
di rumah juga, kata bibi, kalo pas lagi diliat bibi, kalo ga lagi salat, lagi ngaji..
saya bilang, "syukur atuh ya bi.. punya anak shaleh gitu.." (jadi kepikiran ade sendiri, alba ma faza yang orientednya main game, jajan, maen sepeda-banding terbalik)
bibi jawab, "alhamdulillah pisan... untung ga kayak bapanya, beda pisan ma bapanya... yang ga pernah salat, saum, ngaji"

haduhh... denger semua ceritanya berasa lagi dengerin cerita sinetron, tapi inilah realitasnya..
jadi mikir, ternyata ada ya kehidupan kayak gitu? hal ini membawa kesadaran diri, rasa syukur akan dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang tau agama, dilahirkan di tengah keluarga yang mampu.. dan mempunyai keluarga yang bisa diajak salat berjamaah.. syukur alhamdulillah...
emang kita harus bersyukur sama apa yang kita punya, toh diluar sana, masih banyak yang kehidupannya ga seberuntung kita.

oia, pas bibi mu pergi (ngerantau jadi pembantu), anaknya yang sulung itu ngomong pengen punya sepeda. bibi cuma bisa jawab, "Insya Allah.. doakeun weh jang.."
"Nya, ku abi didoakeun" anaknya menimpali

ahh... sepeda... emang impian hampir semua anak...
sabar weh jang... Allah Maha Mendengar... :)
mari kita juga doakan, supaya impian anak yang ga pernah bosen ngajak bapanya beribadah ini terkabul.. Aamiin..